Luasnya warna biru muda yang terbentang dengan sangat indah, tercipta sebagai anugerah tapi dibaliknya tetap ada musibah yang tersembunyi.
Ibaratkan seperti kamu yang datang kepadaku untuk membuat kisah indah, dengan memberi warna biru diwarna kelabu dalam hidupku.
Tapi setelah keindahan tersebut menjadi kisah, datanglah suatu musibah yang menciptakan suatu rasa yang disebut 'resah'.
Langkah awal yang aku pilih adalah untuk tidak mengambil kata menyerah, tanpa meredupkan kalimat 'perjuangan'.
Dengan seiringnya waktu terus berjalan, kata pantang menyerah sudah tidak memiliki arah.
Ibaratkan aku sedang terdampar di pulau yang dikelilingi lautan yang sangat luas, tanpa tahu arah dan pilihan terkahir yang harus diambil adalah 'pasrah'.
Kata 'pasrah' bukan aku tunjukan untuk menyerah, dan semua itu tidak akan merubah sepatah katapun dari perjuanganku.
Jalur satu-satunya adalah berjuang melalui 'istikharah' yang berarti doa dalam diam.
Aku percaya walaupun ada musibah seluas lautan didepan, aku akan tetap berdo'a bahwa akan ada kapal yang siap aku tumpangi untuk menikmati suatu keindahan dalam permasalahan seperti lautan.
Tanpa lelah aku berjuang dalam 'ikstikharah', karena dalam diri ini percaya bisa merubah suatu musibah menjadi hal yang indah.
Karena dipihakku masih ada tuhan yang maha mebolak-balikkan hati tanpa harus engkau sadari.
Dan apabila engkau memang tidak ditakdirkan untuk mendampingi hati, tapi aku tetap mensyukuri semuanya, sebab engkau sudah pernah menghiasi kisah kasih dalam hidupku ini.
Itulah "LAUTAN'' walaupun memiliki paras yang 'indah' tetapi masih memiliki hal yang tersembunyi bernama 'musibah'.
Yang bisa merubah kata 'pantang menyerah' menjadi 'pasrah' dan berakhir menjadi 'resah'.
Arti dari ungkapan semua ini adalah "seseorang yang hadir dalam hidup kita, hanya akan berakhir menjadi 2 :
apabila tidak menjadi pasangan hidup, berarti menjadi pelajaran dalam hidup kita."
-Penulis_Cupu
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus