04. Idul Adha Love Story
Ngomong - ngomong soal Idul Adha biasanya identik dengan kurban, sapi, kambing, atau kerbau tapi idul adha saya ada sebuah cerita indah dengan Arista yang selalu terkenang serta telah menjadi kenangan yang indah dalam hidupku, langsung saja disimak cerita ini.
Awalnya aku dengan Arista mengobrol seperti biasa lewat pesan sosial media dan saat kita sedang bercanda dan saling memberikan perhatian, tiba-tiba Arista curhat :
Arista : "Mas tadi to kan aku jemput ayahku ke stasiun la setelah itu tu aku ke indomaret aku tu nemu novel yang aku pengen bgt ^-^ :D tpi aku nggak jadi beli gara2 tadi kan hujan deres to T_T T_T T_T la aku suruh cepet T_T"
Aku : "emangnya novel apa dek ?"
Arista : "novel magic hour sama london love story"
Aku : "lha yang paling suka mana dek?"
Arista : "magic hour, emang kenapa mas ?"
Aku : "nggak papa dek :)".
Arista : "Mas tadi to kan aku jemput ayahku ke stasiun la setelah itu tu aku ke indomaret aku tu nemu novel yang aku pengen bgt ^-^ :D tpi aku nggak jadi beli gara2 tadi kan hujan deres to T_T T_T T_T la aku suruh cepet T_T"
Aku : "emangnya novel apa dek ?"
Arista : "novel magic hour sama london love story"
Aku : "lha yang paling suka mana dek?"
Arista : "magic hour, emang kenapa mas ?"
Aku : "nggak papa dek :)".
Karena setelah mendengarkan Arista selesai curhat , aku langsung punya pemikiran untuk membelikan novel itu sebagai hadiah ulang tahun Arista ke 14 tahun yang jatuh pada tanggal 02 September 2016.
Sebelum aku membeli novel tersebut aku harus berjuang dulu untuk mengumpulkan uangnya, uang yang aku kumpulkan bukan dari uang saku yang diberikan orang tuaku melainkan uang yang aku kumpulkan adalah dari hasil aku melatih silat dan harus menunggu sebulan terlebih dahulu untuk mendapatkan bayaran.
Alhamdulillah aku ucapkan sebab uang yang aku kumpulkan bisa terkumpul tepat pada bulan September yaitu bulan kelahiran Arista. Setelah uang terkumpul aku langsung berangkat ke Semarang naik angkutan umum untuk mencari novel yang diinginkan Arista bulan lalu. Walaupun banyak rintangan yang harus aku hadapi yaitu cuaca di Semarang ketika saat itu sangat panas, aku juga harus mengelilingi toko-toko buku yang ada di Semarang untuk mencari novel tersebut, akhirnya dengan penuh perjuangan aku mendapatkan novel tersebut. Dan disaat mau perjalanan pulang ke pondok , aku mendapatkan cobaan lagi yaitu harus sabar menunggu angkutan umum datang dimulai aku menunggu pada sore hari sampai hari mulai gelap mendekati masuknya waktu sholat maghrib aku baru mendapatkan angkuta umum menuju pondokku.
Setelah aku sampai di pondok tidak ada kata istirahat yang terlintas dipikiranku. Padaa saat itu aku langsung berangkat untuk membeli solasi bening (transparant) kertas kado sebagai penutup serta penghias untuk hadiah ulang untuk Arista, seusudah dibungkus aku langsung membuat selembar surat ucapan ulang tahun dengan dicampur kata-kata indah yang aku rangkai sendiri.
Akhirnya persiapan kado ulang tahun untuk dia telah selesai, kemudian aku menghubungi Arista lewat pesan untuk aku ajak ketemuan. Memang awalnya Arista menolak karena dia malu untuk bertemu aku secara langsung tetapi aku tidak putus asa dan aku langsung meminta bantuan ke sahabatnya arista waktu zaman sekolah dasar dulu yang bernama Isnaini Lutvhia Ramadhan atau biasa dipanggil Via. Aku meminta bantuan ke Via untuk membujuk Arista supaya mau bertemu denganku, Akhirnya Viapun berhasil membujuk Arista untuk bertemu denganku dengan adanya syarat ketemuannya harus di rumahnya Arista dan aku harus mengajak Via dan akupun langsung menyanggupinya walaupun sebenarnya aku ke rumahnya Arista hanya ditemani dengan hadiah yang sudah aku siapkan tanpa mengajak Via karena hari sudah terlalu malam.
Sesampainya aku di kampung halamannya Arista ada sedikit kejadian lucu yaitu aku salah berhenti di depan rumahnya orang lain padahal Arista sudah mengirim pesan bahwa dia telah menunggu didepan rumahnya ternyata rumah yang aku mirip dengan ciri-ciri rumahnya Arista dan rumah Arista yang benar adalah berada disebelah rumah itu.
Akhirnya aku bertemu langsung dengan Arista setelah sekian lama tidak pernah bertemu semenjak dia lulus dari bangku sekolah dasar dan melanjutkan di Pondok Pesantren. Pertama aku bertemu dengan Arista dibuka dengan bersalaman yang dilakukan Arista dengan sopan, kemudian aku langsung memberikan hadiah ulang tahunnya yang sudah lama aku rencanakan untuk dia dan tidak berlama-lama aku langsung pamit pulang ke pondok kemudian Arista mengucapkan terimakasih yang dihiasi oleh senyum manisnya.Kejadian pada malam itu telah terbayar puas atas perjuanganku dan rasa capekku.
Ketika aku sudah sampai di pondok, aku langsung membuka handphoneku ternyata sudah sudah banyak pesan dari Arista yang berisikan ucapan terimaskasih lagi dan status yang ada di akun sosial medianya Arista menggambarkan rasa senang yang ditunjukkan kepadaku walaupun hanya berupa sindiran tetapi aku sudah merasakan kebahagiaan yang lebih dari cukup.
Disaat aku mau istirahat, aku menciptakan sebuah kata-kata yang terlintas dipikiranku yaitu: "Bahkan baru beberapa jam yang lalu kita bertemu, aku sudah bertemu saja dengan kata rindu. Iya rindu akan senyumu tadi :) ."
Hari disaat terjadinya kejadian itu menciptakan sebuah kata "Idul Adha Love Story".
*Bersambung*
